Pembacaan : EFESUS,4:1-16
Hari ini 26 Oktober sudah menjadi suatu hari yang sangat penting bagi umat kristiani di Tanah Papua, terutama warga GKI, yang memelihara hari itu sebagai sesuatu tradisi atau hari ucapan syukur Tanah Papua (Thanks Giving Day), apalagi menjelang HUT ke-50 Tahun Yubelium GKI di Tanah Papua, suasana suka cita yang bergema dihati setiap umat-Nya yang hidup dan berkarya di Padang Belantara Papua, tempat / Tanah yang menyimpan banyak misteri, tempat yang secara harafia atau kiasan (metavor) mengandung banyak rasia.
Di HUT GKI ke -50 tahun ini, mengarahkan pandangan kita sejenak menyaksikan hasil pemberitaan Injil Rasul Paulus, yang terdapat dua kelompok etnis yaitu: Kristen asal Yahudi dan Non Yahudi. Latar belakang ini sesungguhnya menimbulkan perbedaan paham dimana yang satu menganggap bahwa ia lebih dari yang lainnya. Dan tentunya perbedaan ini bertentangan dengan visi dan misi pemberitaan injil.:mempersatukan mereka sebagai orang pilihan/milik Allah. Dan Rasul Paulus dengan tegas berjuang agar menyatuhkan dan mengarahkan jalan pikiran mereka agar memahami hakekat panggilan sebagai umat Tuhan, bukan atas dasar suku, ras, bangsa, bahasa, atau kepentingan tertentu tetapi karena anugerah dan kasih Allah yang diwujudkan dalam kristus.
Nampaknya ajaran tentang satu kepala atau satu tubuh belum dipahami dan dihayati dengan baik, sehingga Paulus menjelaskan secara praktis tentang “Persekutuan Umat Tuhan” yakni “Gereja sebagai Tubuh dan Kristus kepalanya,” sebagai sesama anggota haruslah ada ketergantungan dan saling memerlukan satu dengan lainnya. Paulus juga menjelaskan konsep persekutuan umat Allah dengan memberikan gambaran tentang panggilan gereja didunia ini. Dan hal itu perlu dimengerti agar mereka mengetahui ajaran tersebut, sehingga tidak diputar balikkan demi kepentingan kelompok, suku dan sebgainya. Sebab Allah itu universal kasih-Nya atau Ia menyeluruh mengasihi seluruh umat manusia dalam dunia milik-Nya. Ia juga menekankan tentang etika kehidupan sebagai orang Kristen yang dipanggil dari kegelapan masuk kedalam terang kasih kristus dalamkeselamatan bersama, sehingga hidup berpadanan dengan panggilan sebagai anak-anak Tuhan. Ia juga menjelaskan bahwa ketika mereka bersama dalam gereja, mereka adalah satu, dan kesatuan itu tidak berarti keseragaman yang kaku, dipaksakan atau semu,tetapi yang dinamis. Sebab Gereja adalah organisme yang memiliki daya hidup, karena terbentuk dari pribadi-pribadi yang hidup dan bertanggungjawab atas perkembangan watak dan kepribadiannya sesuai dengan pemakaian karunia-karunia yang telah diberikan oleh Yesus kepadanya. (ayat,7). Maksud karunia itu supaya gereja mencapai kedewasaan menuju kesempurnaan yang menunjukkan kepada Kristus yang adalah kepalanya. Dari ayat 16 dapat disimpulkan melengkapi Thema sentral HUT GKI ke-50 Tahun;..dalam anugerah-Mu baharuilah Gereja, agar kami membangun dan tumbuh bersama dalam kasih,ada maksud yang sungguh sangat bermakna bagi kita sebagai warga Gereja (GKI) yang merayakan HUT ke-50 di tahun ini, yakni di bawa anugerah Tuhan gereja-Nya dibaharui untuk terus membangun dan bertumbuh bersama dari berbagai aspek dalam arti umum (social-ekonomi,politik dan budaya), maupun dalam arti khusus (Gereja dan misinya bagi keselamatan umat manusia), adalah merupakan tanggungjawab bersama.
Untuk menyikapi tantangan zaman ini, maka pada usia ke-50 Tahun GKI di Tanah Papua, sudah selayaknya pekerjaan pelayanan gereja ini, adalah tanggungjawab besar yang menantang kita dimasa kini dan perkembangan gereja kedepan, untuk itulah kita diingatkan oleh Paulus bahwa tiap-tiap anggota harus bekerja seperti yang selayaknya. Seluruh tubuh akan bertumbuh menjadi dewasa dan kuat oleh kasih, itu membutuhkan pengorbanan, dan didalam pengorbanan membutuhkan kebersamaan kita.
Tak terhentinya Paulus yang dalam kesetiaannya ia selalu mengingatkan pula bahwa seluruh anggota tubuh tersusun rapid an saling dihubungkan oleh sendi-sendinya. Sebagaimana Tuhan Tuhan menempatkan tiap orang ditempatnya, namun harus ada keterlibatan demi hubungan yang dinamis dengan sesama anggota dan bekerja sesuai dengan aturan yang ada, agar tidak terjadi kekacauan dan kehancuran karena tumpang tindih hak dan wewenang.
Untuk membangun dan tumbuh bersama maka kubu-kubu pertahanan yang kita bangun, tembok-tembok suku, dan kelompok harus dihancurkan, sebab sebagai anggota tubuh Kristus kita satu dalam persekutuan dengan Tuhan, dengan selalu ingat bahwa masa depan GKI di Tanah Papua pada usia ke-50 tahun ini, sudah selayaknya kita menyatakan sikap bahwa kita adalah warga gereja yang berkualitas dan tinggi iman serta pengabdian, agar dengan bebas dan leluasa mengembangkan talenta yang berbeda, namun karena anugerah-Nya disatukan menjadi modal dan kekuatan besar untuk mewujudkan visi dan misi Gereja yaitu kemandirian dibidang Theologi,Daya dan Dana. Dalam HUT ke-50 ini pula, sebagai warga gereja kita perlu membuat tekad dan komitmen, bahwa mungkin saja bila selama ini kita membangun sendiri-sendiri berdasarkan kemauan kita, sehingga terdapat kepincangan, utuk itu marilah kita membangun dan bertumbuh bersama dalam kasih. Amin
Ayat Emas hari ini :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar